Kompetensi Dasar:
Menemukan Pokok-pokok Berita (apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang Didengar dan atau Ditonton Melalui Radio/Televisi
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang didengar dan atau ditonton melalui radio/televisi.
Tujuan utama mendengarkan berita adalah untuk mengetahui informasi pokok yang disajikan dalam berita itu. Pokok-pokok yang dimaksud adalah berkisar pada jawaban atas pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana. Jika kamu hanya memiliki waktu yang sempit, informasi-informasi pokok itulah yang harus kamu buru dalam proses mendengarmu. Apakah ada informasi yang lain dalam sebuah berita selain informasi pokok?Jawabnya ada, tetapi informasi-informasi itu fungsinya hanya menjelaskan informasi pokok
Latihan
Kerjakan dengan anggota kelompokmu untuk mendengarkan berita yang sama dari stasiun radio/televisi tertentu! Sambil mendengarkan/menonton, catatlah isi berita dengan teknik catat bersusun berikut! Butir penting meliputi pokok-pokok berita, yakni: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, bagaimana. Kerjakanlah pencatatan itu pada buku tugas dengan format sebagai berikut.
Nama Stasiun
Radio/ TV Waktu Siaran Butir Penting Komentar
Kompetensi Dasar:
Mengemukakan Kembali Berita yang Didengar/Ditonton dari Radio/Televisi
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat mengemukakan kembali berita yang didengar/ditonton melalui radio/televisi.
Agar dapat menyimak dengan baik, pertimbangkan hal-hal berikut.
Konsentrasi, untuk dapat berkonsentrasi, kamu harus menyadari terlebih dahulu pentingnya berita yang kamu simak bagi dirimu. Ingat, konsentrasi merupakan syarat utama dalam menyimak berita. Ini karena, waktu yang kamu gunakan lebih cepat dari pada waktu yang digunakan oleh pembaca berita.
Menelaah materi. Agar dalam menyimak lebih efisien, kamu harus tahu tema berita yang dibacakan.
Catatlah ide-ide serta materi-materi yang menonjol.
TUGAS
1. Cermati berita di stasiun televisi atau radio yang kamu sukai.
2. Catatlah pokok-pokok berita yang kamu dengar.
3. Presentasikan hasil tugasmu ini di depan anggota kelas.
Contoh format laporan
Penayangan : 24 Desember 2015
Waktu : 10.00 WIB
Sumber : METRO TV
Nama acara : Metro tv news.com
Pembaca berita : Desi Angriani
Berita Pertama
Topik berita : JK Ajak Umat Islam Teladani Kerja Keras Rasulullah
Isi Berita :
JK mengajak Umat Islam meneladani sifat kerja keras Rasulullah SAW. Sebelum Nabi Muhammad diangkat sebagai Rasul, beliau bekerja sebagai pedagang di Negeri Syam.
Rasulullah SAW pernah mencium tangan seorang laki-laki yang bekerja sebagai pemecah batu. Lelaki itu merelakan kedua tangannya menjadi keras dan besar demi menghidupi keluarganya.
JK meminta kaum muslim menjaga toleransi antar umat beragama. Dengan sikap cinta damai dan penuh toleran, dia yakin Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur dan beradab.
Makna Denotasi & Makna Konotasi
A. Makna Denotasi
Makna Denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus.
Contoh :
Adik makan nasi.
Makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Adik minum susu setiap pagi supaya sehat
Makna denotasinnya adalah kata Minum
Harga kambing hitam itu sangat mahal
Makna denotasinya adalah kambing yang berwarna hitam
B. Makna Konotasi
Makna Konotasi merupakan makna yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. Makna konotasi adalah makna kiasan.
Dalam peristiwa itu, dia dijadikan kambing hitam. (kambing hitam bermakna orang yang dipersalahkan)
Anak itu berangkat besar ketika ayahnya pergi ke Jepang. ( berangkat bermakna beranjak atau mulai menjadi )
Bunga desa itu sudah menjadi karyawan bank.(Kata “bunga desa” bermakna sesuatu yang dianggap cantik)
Berikut adalah contoh-contoh kata yang bermakna denotasi dan konotasi
1) meluap
Banjir yang terjadi kemarin disebabkan oleh air sungai yang meluap tak mampu dikendalikan oleh tanggul yang ada disekitanya. (denotasi)
Kemarahan Pak Budi makin hari tambah meluap karena masalah yang diperbantahkan itu tidak pernah menemukan titik permasalahannya. (konotasi)
2) penuh
Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat pusat hiburan itu telah terisi penuh oleh pemukiman penduduk. (denotasi)
Pekerjaan itu dilakukannya dengan penuh rasa tanggung jawab. (konotasi)
3) naik
Pak Halim pergi ke Makassar dengan naik mobil pribadi. (denotasi)
Naik turunnya harga barang sangat dipengaruhi oleh jumlah permintaan konsumen. (konotasi)
Latihan
Buatlah kalimat dengan makna denotasi dan konotasi pada kata berikut
tumbuh.
Atas
Kendali
Panas
Arus
Hangus
Kompetensi Dasar:
Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan Pendapat dalam Diskusi Disertai dengan Bukti atau Alasan
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan.
Diskusi merupakan pembicaraan antara dua orang atau lebih yang berfungsi untuk memperoleh kesepakatan atau keputusan bersama guna memecahkan suatu masalah.
No. Jenis Tugas Fungsi
1. Moderator (Pemimpin Diskusi) Berunding dengan peserta mengenai masalah yang akan di diskusikan maupun tata cara berdiskusi
Menyiapkan rangkuman pokok masalah yang
akan didiskusikan
Membuka diskusi
Mengatur jalannya diskusi secara adil
Membuat rangkuman dan menyimpulkan hasil diskusi
Menutup diskusi,
2. Panelis (Narasumber) Menyiapkan dan menguraikan bahan atau materi yang akan didiskusikan,
Menyampaikan materi yang telah disiapkan kepada peserta diskusi
Menjawab tanggapan-tanggapan para peserta berkenaan dengan materi diskusi yang telah disampaikan
3. Notulis (Skretaris) Mencatat hal-hal penting selama jalannya diskusi, misalnya yang berkaitan dengan pendapat, usulan, dan keputusan hasil diskusi.
4. Peserta Diskusi Mempersiapkan materi yang berkenaan dengan masalah yang didiskusikan sebelum diskusi berlangsung,
Ikut serta dalam pembicaraan dengan semangat kerjasama dan rasa persaudaraan yang tinggi,
Bertanggung jawab terhadap proses dan hasil diskusi.
Faktor Penentu Lancarnya Jalannya Diskusi
Diskusi akan berjalan lancar apabila:
1. Peserta diskusi mengetahui tujuan diskusi,
2. Peserta diskusi memahami masalah yang didiskusikan,
3. Peserta diskusi menghormati pemimpin diskusi,
4. Pemimpin diskusi mampu memimpin acara diskusi dengan adil.
Langkah-Langkah Diskusi
Adapun langkah-langkah dalam berdiskusi ialah:
1. Pemandu/pemimpin diskusi membuka acara
2. Penyampaian permasalahan oleh pembicara/pemimpin diskusi
3. Mendiskusikan kemungkinan cara memecahkan masalah tersebut
4. Pemilihan cara pemecahan masalah
5. Pemandu/pemimpin diskusi menutup acara hari ini.
Aturan dalam Diskusi
Menyanggah atau Menolak Pendapat dengan Santun
Menyanggah atau menolak pendapat termasuk kegiatan berkomunikasi dengan pihak lain. Jika menyanggah atau menolak pendapat, kamu perlu memerhatikan aspek kesantunan. Misalnya, jangan meremehkan orang lain yang berpendapat, jangan mencaci pendapat yang disampaikan, jangan menyanggah dengan emosional, jangan mengunggulkan diri sendiri, dan lain-lain.
Memahami Pendapat Orang Lain sebelum Menyanggah
Apabila kamu akan memberikan sanggahan atas pendapat orang lain, pahamilah dahulu pendapat tersebut. Dengan memahami pendapat tersebut, kamu bisa menyusun sanggahan sebagai landasannya. Jadi, dalam memberikan sanggahan didasarkan atas alasan yang kuat,bukan atas dasar emosi.
Menolak dengan Santun Disertai Alasan yang Logis
Dalam memberikan sanggahan dianggap akan kuat dan meyakinkan apabila disertai bukti atau alasan. Bukti atau alasan harus masuk akal dan benar-benar berkaitan dengan masalah yang diusulkan. Alasan dan bukti yang kuat akan menjadikan tanggapan atau penolakan sulit terbantah dan tidak terkesan mengada-ada.
Menyanggah Pendapat dalam Adu Pendapat
Setelah kamu memahami tata cara menyanggah atau menolak pendapat orang lain, pembelajaran selanjutnya adalah menyampaikan sanggahan yang sesungguhnya dalam sebuah adu pendapat. Pembelajaran adu pendapat ini amat menarik kamu lakukan. Di sini kamu akan belajar bagaimana meyakinkan seseorang agar mempercayai dan mengikuti pendapatmu. Untuk itu, penyampaian bukti atau alasan menjadi sangat penting untuk mendukung pendapat (sanggahan).
Hal-hal yang harus kamu perhatikan sebelum kamu melaksanakan adu pendapat adalah sebagai berikut.
Dalam adu pendapat ada pihak yang pro dan ada pihak yang kontra.
Saat mengajukan sanggahan harus melalui moderator.
Janganlah mengajukan sanggahan atas dasar emosi sehingga berbicara tanpa melaui moderator (pemimpin diskusi).
Sampaikan sanggahan dengan cara yang santun disertai alasan yang logis.
Berpeganglah pada prinsip bahwa beda pendapat adalah rahmat dan merupakan hal yang biasa.
Diskusi merupakan bentuk kegiatan yang terdiri atas beberapa orang yang bertatap muka secara langsung untuk bertukar pikiran/pendapat/pandangan guna mencari solusi suatu permasalahan. Hal-hal yang dikemukakan dalam diskusi bersifat menyampaikan:
a. persetujuan,
b. sanggahan,
c. penolakan pendapat.
KATA BILANGAN
Contoh: ”Baiklah. Ketiga pendapat ini kita jadikan acuan dalam diskusi ini untuk mengambil keputusan. Silakan ada pemikiran yang lain?”
Kata ketiga dalam kalimat tersebut merupakan kata bilangan. Kata bilangan ialah katakata yang menyatakan jumlah, satuan kumpulan benda, maupun urutan tempat dari nama-nama benda. Ragam kata bilangan sebagai berikut.
Kata bilangan utama merupakan kata bilangan yang memberi keterangan jumlah hal atau barang. Contoh: satu motor, dua buah, tiga pohon, empat lembar, dan sebagainya.
Kata bilangan tingkat merupakan kata bilangan yang menjelaskan urutan ke berapa keberadaan suatu benda. Kata bilangan ini diletakkan sesudah kata benda. Contoh: meja keenam, rak kesepuluh.
Kata bilangan kumpulan merupakan kata bilangan yang menjelaskan jumlah barang dalam suatu himpunan. Kata bilangan ini diletakkan sebelum kata benda. Contoh: keenam meja itu, kesepuluh rak tersebut.
Kata bilangan tak tentu ialah kata yang menjelaskan jumlah barang dalam satu himpunan.Kata-kata yang biasa digunakan adalah tiap-tiap, semua, beberapa, dan segala. Contoh: Tiap-tiap anak diwajibkan membaca minimal 3 novel.
Latihan
1. Buatlah empat kata yang mengandung kata bilangan utama!
2. Buatlah empat kata yang mengandung kata bilangan tingkat!
3. Buatlah empat kata yang mengandung kata bilangan kumpulan!
4. Buatlah empat kata yang mengandung kata bilangan tak tentu!
Kompetensi Dasar:
Membawakan Acara dengan Bahasa yang Baik dan Benar, serta Santun
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar, serta santun.
Apabila ditugasi menjadi pembawa acara, tugasmu ialah membuka acara, memandu jalannya acara agar berjalan lancar dari awal sampai akhir, dan menutup acara tersebut. Hal-hal yang perlu kamu perhatikan apabila menjadi pembawa acara, di antaranya, sebagai
berikut.
Pelajari terlebih dahulu susunan acara yang akan dilalui.
Sesuaikan penampilanmu dengan konteks acara. Acara itu bersifat resmi atau santai, siapa sajakah peserta acara tersebut.
Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta santun.
Membawakan Acara dalam Berbagai Peristiwa
Pembawa acara yang baik dituntut memiliki
• penghayatan yang sempurna
• pengartikulasian yang jelas serta lafal, intonasi, dan jeda yang tepat
• kelancaran pengucapan
• ekspresi
• pernapasan yang baik
Pengertian MC
Master of ceremony atau sering disebut MC/pembawa acara mempuyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu acara. Pembawa acara merupakan orang yang harus mampu menciptakan suasana akrab, tertib, dan meriah. selain itu, juga bertanggung jawab atas lancarnya acara demi acara.
Seoarang pembawa acara hendaklah menyusun urut - urutan acara yang akan dibawakannya dan harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada pihak yang terkait (pimpinan, ketua panitia, dan ketua pelenggara).
Bahasa yang digunakan oleh pembawa acara hendaknya bahasa yang baik, benar, dan santun. Garis besar susunan acara dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pembukaan, inti acara, dan penutup. Dalam meyusun acara harus mempertimbangkan sifat atau bentuk acara (resmi atau tidak resmi).
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pembawa acara.
Berdiri tegap, pandangan terarah pada hadirin.
Membaca susunan acara dengan lafal dan intonasi yang jelas.
Membaca satu demi satu acara dengan jelas dan tidak perlu mengulas materi pembicaraan ketika seorang pembicara selesai bicara.
Kalimat yang diucapkan tidak perlu terlalu panjang atau ditambah - tambah, lebih - lebih pada acara resmi.
Memperhatikan situasi hadirin dan mengikuti acara hingga selesai.
Jika hadirin mulai gelisah, pembaca acara harus bisa mencari akal atau cara untuk menghilangkan kegelisan tersebut
Hal - Hal yang dikemukakan dalam pembukaan acara meliputi berikut ini :
Ucapan salam (sesuai tempat, waktu, dan situasi).
Puji syukur kepada Tuhan.
Terima kasih kepada semua orang yang sudah hadir.
Tujuan pertemuan.
Membaca susuna acara.
Meyatakan acara dimulai dengan memimpin doa pembuka.
Membawa acara adalah meyampaikan dan mengatur jalanya acara. Namun, bukan berarti pembawa acara hanya membacakan susunan acara yang telah dibuat. Pembawa acara memiliki peran yang besar untuk mengatur jalanya seluruh acara. Oleh karena itu, pembawa acara setidaknya memiliki tugas yang penting. Tugas pembawa acara (MC) sebagai berikut :
Mempersiapka atau meyusun acara.
Membuka acara.
Mengatur/memandu acara
Mempersilakan pengisi acara.
Memberikan ulasan, komentar terhadap acara atau pembicaraan yang baru selesai.
Merangkum seluruh jalannya acara.
Menutup acara
Dalam Memandu sebuah acara harus menggunakan bahasa yang baik dan santun agar tidak ada pihak - pihak yang tersinggung sehingga acara dapat berjalan dengan lancar. Pembawa acara yang baik akan selalu menggunakan bahasa dan teknik focal yang baik juga. Bukan hanya suara yang merdu saja yang dibutuhkan oleh seorang pembawa acara. Tetapi teknik focal juga sangat penting agar para pendengar mengerti apa yang dituturkan oleh pembawa acara. Tehnik Focal yang digunakan pembawa acara (MC) sebagai berikut :
Intonasi : Pakailah intonasi atau nada suara, irama bicara atau alunan nada dalam melafatkan kalimat.
Aksentuasi (Logat) : Hindari kebiasaan logat kedaerahan saat menjadi seorang MC apabila menggunakan bahasa indonesia atau bahasa inggris dalam acara formal.
Kecepatan bicara : hindari bicara terlalu cepat atau terlalu lamban agar para pendengar paham akan apa yang di ungkapkan seorang MC.
Artikulasi : yaitu penjelasan pengucapan kata atau pelafalan kata.
Infleksi (lagu kalimat) : gunakan perubahan nada suara disaat pengucapan kalimat. contohnya infleksi naik saat melanjutkan kalimat dan infleksi turun saat membaca akhir kalimat.
Bagi pembawa acara, penghayatan terhadap isi pembicaraan dapat memengaruhi emosi atau tindakan pendengarnya. Jika pembawa acara membaca teks, diperlukan improvisasi bagi pembacanya agar tampil menarik. Improvisasi dapat berupa kata pengantar sebelum bagian inti. atau iringan musik. Di samping itu, secara umum pembawa acara yang baik dituntut memiliki artikulasi yang jelas serta lafal, intonasi, dan jeda yang tepat. Ada lagi unsur yang penting dalam membawakan acara, yaitu kelancaran pengucapan. Di samping itu, masih disyaratkan pula bagi pembawa acara agar tampil sukses, yaitu ekspresi. Bagian ini tampak pada gerak/pancaran wajah (mimik) atau gerak lainnya. Setelah kamu perhatikan penjelasan tersebut, tugasmu adalah merencanakan suatu kegiatan. Lakukan dalam kerja kelompok! Setiap kelompok menunjuk seorang yang akan menjadi pembawa acara dan yang lain sebagai orang-orang yang akan terlibat dari suatu acara.
TUGAS
Secara berkelompok Buatlah draf acara perpisahan siswa MTsN Darma kelas IX tahun pelajaran 2015 dengan baik!
Kompetensi Dasar:
Menemukan Masalah Utama dari Beberapa Berita yang Bertopik Sama Melalui Membaca Ekstensif
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat menemukan masalah utama dari beberapa berita yang bertopik sama melalui membaca ekstensif.
Aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menemukan masalah utama dari beberapa berita bertopik sama adalah (1) mengenali ide pokok untuk menyusun rangkuman, (2) membandingkan isi dua teks yang hampir sama temanya, (3) merangkum isi dua teks yang hamir sama temanya, dan (4) menilai rangkuman yang dibuat
Dalam kenyataan di dalam dunia jurnalistik, seorang wartawan (pencari berita) mengincar peristiwa dan isu yang menarik untuk disajikan disuatu media. Mereka pun berkompetisi untuk merebut perhatian calon pembaca dengan menyajikan berita yang paling lengkap dan menarik. Sehingga, banyak sekali media yang berbeda namun menyajikan kesamaan topik yang dibahas. Namun, mengingat kemampuan setiap wartawan itu berbeda sehingga cara mengemas suatu beritapun terdapat perbedaan.
Dalam menemukan suatu masalah utama di suatu berita, berarti kita akan mencari bagian-bagian yang berkenaan dengan:
Menemukan informasi yang sama dari teks berita yang terdapat pada media yang berbeda.
Membandingkan dua teks berita yang bertopik sama.
Menanggapi berita dari dua teks berita yang bertopik sama.
Contoh Menemukan Masalah Utama dari Beberapa Berita:
Teks Berita 1
PURWAKARTA – Arus lalu lintas di depan gerbang Jalan Tol Cipali terpantau macet. Kepadatan kendaraan dari arah Jakarta menuju Palimanan, Cirebon, terpantau mengular sepanjang 10 kilometer pada Kamis (24/12/2015) pagi. Kemacetan ini sudah terjadi sejak tadi malam.
Penyebab kemacetan akibat tingginya volume kendaraan berpelat nomor B. Kuat dugaan warga Jabodetabek memanfaatkan liburan panjang hari raya Natal dan Tahun Baru 2016 untuk mudik ke kampung halaman serta berlibur ke sejumlah tempat wisata di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Teks Berita 2
Jakarta - Libur panjang 24-27 Desember membuat warga Jakarta beramai-ramai ke luar kota. Kemacetan panjang di ruas jalan tol keluar Jakarta pun tak terhindarkan. Kemacetan panjang misalnya terlihat di Tol Cikampek tepatnya di Cawang menuju pintu tol Bekasi Timur. "Kepadatan sekitar 14 km dan kebanyakan ke arah Cikampek," kata petugas Jasa Marga Information Traffic Center Pandu saat dihubungi detikcom, Rabu (23/12/2015) pukul 13.15 WIB.
Kemacetan yang sama juga terjadi di Tol JORR dari KM 17 ruas Ulujami menuju KM 45 ruas Cikunir, Bekasi Barat. Kecepatan kendaraan hanya bisa di bawah 30 km/jam. "Macet sejak KM 17 ruas Ulujami hingga Cikunir. Volume memang meningkat ke arah luar kota," sambungnya. Kepadatan lalu lintas ini sudah terjadi sejak Selasa (22/12) dan diprediksi akan terus terjadi hingga malam nanti.
Dilihat dari dua berita di atas, masalah utamanya adalah kemacetan akibat tingginya volume kendaraanmemanfaatkan liburan panjang hari raya Natal dan Tahun Baru 2
TUGAS
Carilah dua buah teks berita dengan masalah utamanya sama dari surat kabar atau media radio/Tv, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Informasi apakah yang disajikan dalam teks berita (1) dan teks berita (2)?
2. Menurutmu apakah cara penyajian berita dalam teks (1) dan (2) berbeda? Jelaskan alasanmu!
3. Lebih mudah manakah menemukan informasi dengan cara penyajian berita (1) atau (2)? Jelaskan alasanmu!
4. Apa keuntungan cara penyajian informasi dengan cara berbeda-beda bagi pembaca?
5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan cara penyajian berita (1) dan berita (2) bagi pembaca?
Kata berawalan di-
Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
1. Cerpen ditulis ibu Ijoh
2. Tanah dicangkul Kakek Ebo.
3. Kain ditenun nenek.
4. Puisi dibaca Sueb.
5. Koran bekas dijual Sule.
Kata-kata berawalan di- pada contoh-contoh itu berfungsi membentuk kata kerja pasif. Kata berawalan di- merupakan pengubahan dari kata kerja aktif transitif, bukan kata kerja intransitif.
Catatan :
Kata kerja transitif adalah kata kerja yang memerlukan objek kalimat.
Contoh: Ia pergi melihat pertunjukan teater.
Kata kerja intransitif merupakan kata kerja yang tidak memerlukan objek kalimat.
Contoh: Prestasi olahraga madrasah kami menurun.
Bubuhkan tanda centang ( √) di belakang kalimat yang dapat dipasifkan!
1. Cinderella menyapu lantai. (….)
2. Anjing menggonggong di depan rumah. (…)
3. Anak-anak membasuh muka setelah dari lapangan. (….)
4. Rambut nenek memutih karena faktor usia. (….)
5. Pak Toyib menulis surat dinas. (….)
6. Debat dalam seminar itu memuncak. (….)
7. Pekerja itu mengukir patung. (….)
8. Jaenab menangis tersedu-sedu. (….)
9. Mereka mengetik laporan perjalanan. (….)
10. Para nelayan melaut. (….)
Kompetensi Dasar:
Menemukan Informasi untuk Bahan Diskusi Melalui Membaca Intensif
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat menemukan informasi untuk bahan diskusi melalui membaca intensif.
Membedakan Fakta, Pendapat, dan Kesimpulan
Fakta-fakta. Setelah itu, fakta-fakta ditanggapi dengan pendapat-pendapat (opini) penulisnya atau opini para tokoh/pakar/ahli di bidangnya. Selanjutnya, semua pandangan penulis atas fakta-fakta disimpulkan di bagian akhir tulisan berdasarkan dari uraian-uraian sebelumnya. Perbedaan antara fakta, pendapat, dan kesimpulan.
.
FAKTA, OPINI, DAN KESIMPULAN
1. Fakta
Fakta ialah hal yang sesuai dengan kenyataan; sesuatu yang benar – benar ada, terjadi, dan ada buktinya. Kebenarannya tidak diragukan lagi dan bersifat objektif. Misalnya ada benda, orang, waktu, peristiwanya, jumlahnya, atau dapat menjawab pertanyaan dengan kata tanya apa, siapa, kapan, di mana, dan mengapa.
2. Opini
Opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang tentang sesuatu. Pernyataan yang diungkapkan masih merupakan dugaan, perkiraan atau kemungkinan.
Kebenarannya masih bersifat subjektif atau sesuai dengan sudut pandang penulis, atau dapat menjawab pertanyaan bagaimana.
Ciri opini dalam suatu wacana ditandai dengan kata – kata : jika, apabila, seandainya, mungkin, akan, sekiranya, kata sifat, dsb.
3. Kesimpulan
Kesimpulan adalah ikhtisar dari suatu uraian atau kesudahan pendapat yang berdasarkan uraian sebelumnya. Dapat diartikan suatu keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berfikir.
Pada dasarnya cara pengambilan keputusan terbagi menjadi dua:
Cara pengambilan kesimpulan secara deduktif
Yaitu proses pengambilan keputusan yang dimulai dari pernyataan umum lalu kesebuah penyimpulan yang bersifat khusus.
Rumus silogisme: PU : A=B
PK : C=A
Kesimpulan : C=B
Premis adalah pernyataan pernyataan yang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.
Cara pengambilan kesimpulan secara induktif
Yaitu dengan cara menybutkan fakta-fakta khusus yang kemudian dilanjutkan dengan menyebutkan pernyataan umum sebagai kesimpulannya.
Teknik pengambilan kesimpulan secara induktif adalah sbb:
Generalisasi
Yaitu cara pengambilan kesimp ulan berdasarkan fakta – fakta yang ada.
Contoh:
Tumbuhan memerlukan air untuk mempertahankan hidupnya. Binatang selalu mencari air untuk mandi dan minum dalam rangka mempertahankan hidupnya. Demikian juga manusia, tanpa air tidak bisa melakukan aktivitasnya secara wajar. Kemungkinan besar manusia tanpa air akan meninggal dunia. Jadi, semua makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan hidupnya.
Analogi
Yaitu cara pengambilan kesimpulan dengan cara membandingkan dua hal yang memiliki persamaan sifat.
Contoh:
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Ketika mendaki ada saja rintangan seperti licin, yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang susah dilalui. Begitu pula dengan menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan, seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, pengaruh teman, dan sebagainya. Dengan demikian, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai kesuksesan.
Sebab akibat
Maria, gadis desa yang sudah terpengaruh oleh arus globalisasi. Setiap hari dia selalu SMS tiada henti. Waktu luangnya dia gunakan untuk bermain ke tempat – tempat yang menyenangkan. Walaupun Ujian Nasional sudah di ambang pintu, dia tidak pernah belajar. Akhirnya, pada saat pengumuman Ujian Nasional dia dinyatakan tidak lulus.
Akibat sebab
Remaja belakangan ini selalu tampil glamor. Setiap tempat remaja selalu saja mengoperasikan telepon seluler tanpa mengenal waktu. Model pakaian yang tidak semestinya selalu ditampilkan oleh para remaja. Motivasi belajar yang terus merosot. Hal ini disebabkan oleh pengaruh globalisasi.
TUGAS
Diskusikanlah Masalah : Pengaruh Media Sosisal Terhadap Perkembangan Dunia Remaja
Kompetensi Dasar:
Membacakan Teks Berita dengan Intonasi yang Tepat serta Artikulasi dan Volume Suara yang Jelas
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat membacakan teks berita dengan
intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas
Aspek-aspek yang perlu kamu perhatikan saat membaca teks berita di antaranya intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas, didukung oleh gestur atau gerakanggota badan, mimik atau ekspresi wajah, serta kontak pandang dengan pendengar. Teks berita radio/televisi merupakan teks yang ditulis untuk dibacakan. Untuk membacakan teks berita radio/televisi, kita dituntut untuk terlebih dahulu memahami pokok-pokok informasi yang diberitakan. Pemahaman ini penting untuk menentukan pembacaan secara tepat. Membaca berita merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa. Ketika membaca berita, sebaiknya kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut ini:
1. Pelafalan kata jelas;
2. Intonasinya tepat;
3. Penempatan jeda tepat;
4. Tekanan dan volume suara sesuai;
5. durasi atau tempo yang sesuai;
6. Volume suara jelas;
7. Ekspresi yang menarik.
Kompetensi Dasar:
Menulis Rangkuman Isi Buku Ilmu Pengetahuan Populer
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ada subbab ini, kamu diharapkan dapat menulis rangkuman isi buku ilmu
pengetahuan populer.
Rangkuman adalah suatu ringkasan atau ikhitisar dalam suatu buku. Dalam membaca buku, adakalanya kita ingin mengetahui isinya, dan tidak semua isi buku itu menyajikan hal yang penting. Hal ini disebabkan karena terdapat bagian buku yang hanya menyajikan penjelasan dari inti persoalan. Untuk memahami isi buku, kita harus terlebih dahulu menemukan inti pokok isi sebuah buku, untuk itu kita harus dapat mengetahui ikhtisarnya melalui rangkuman
Cara yang bisa kamu pergunakan untuk membuat rangkuman sebagai berikut.
1. Membaca naskah
Bacalah naskah atau wacana yang akan kamu ringkas. Apabila dalam sekali baca kamu belum memahami isi wacana tersebut, bacalah lagi, kalau perlu diulang hingga beberapa kali.
2. Mencatat gagasan utama
Setelah membaca keseluruhan isi wacana, langkah selanjutnya ialah membaca kembali setiap paragraf wacana tersebut untuk mencari gagasan utama tiap paragraf.
3. Merangkai gagasan-gagasan utama
Langkah terakhir yang kamu lakukan ialah merangkai gagasan-gagasan utama tersebut menjadi sebuah rangkuman.
Hal-hal dasar yang harus dimiliki seseorang dalam menulis rangkuman adalah:
Kemampuan mengerti dengan tepat pokok-pokok hal yang penting dalam suatu permasalahan/karangan/pokok bahasan.
Pengetahuan yang cukup dan kemampuan dalam menggunakan bahasa dengan baik dan tepat
Dalam penulisan ikhitsar keindahan gaya bahasa, ilustrasi serta penjelasan hal-hal yang terperinci dan mendetil sekali dihilangkan.
Dalam ikhitsar tinggal intisari dari karangannya saja, walaupun bentuknya ringkas tetapi ikhtisar tetap menggambarkan pikiran pengarang dan pendekatan yang asli.
TUGAS
Carilah buku ilmu pengetahuan populer di perpustakaan sekolah atau perpustakaan di daerahmu.
Bacalah buku tersebut dan pahami isinya.
Tentukan bagian pembahasan yang kamu sukai.
Buatlah rangkuman dari bagian pembahasan yang kamu sukai tersebut.
Kerjakan tugas tersebut secara berkelompok.
Diskusikan hasil kelompokmu dengan kelompok-kelompok yang lain.
Partikel -lah dan -kah
Partikel -lah
Kamu tentu pernah menyampaikan sesuatu hal kepada teman-temanmu. Kamu juga pernah bertanya tentang sebuah permasalahan atau menyuruh orang lain. Saat menyampaikan, bertanya, dan menyuruh kamu memerlukan partikel –lah dan –kah.
Perhatikan contoh kalimat berikut.
Dialah yang mengakibatkan masalah ini terjadi.
Saat inilah kamu harus belajar.
Tidurlah segera agar besok segar kembali.
Lihatlah betapa dia tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik.
Partikel -kah
Perhatikan contoh kalimat berikut.
1. Mampukah kamu menyelesaikan tugas ini?
2. Akankah dia datang hari ini?
Partikel –kah pada kedua kalimat tersebut untuk menegaskan bagian atau kelompok kata yang dipentingkan.
Latihan
Temukan partikel dalam wacana berikut!
Cara Memanfaatkan Internet
Siapakah di antara kalian yang gemar mengakses internet? Tahukah kamu bahwa teknologi yang satu ini banyak memberikan manfaat untuk kehidupan sehari-hari. Kamu bisa menemukan artikel apa pun melalui mesin pencari Google, Yahoo, maupun yang lainnya. Bagaimanakah cara mencari sebuah artikel tentang olahraga, misalnya. Langkahnya mudah sekali. Kamu tinggal mengklik alamat situs www.google.com apabila memakai Google. Lalu, tuliskan kata kunci yang kamu ingini, sepak bola contohnya. Nah, setelah kamu enter, puluhan bahkan ribuan artikel mengenai sepak bola pun langsung tampil di layar monitor. Apakah kita bisa mencari gambar-gambar dan foto-foto? Tentu saja kita bisa berselancar mencari gambar dan foto di dalam internet. Kita bisa juga melakukan komunikasi dengan teman baik di Indonesia maupun dengan orang di seluruh dunia. Di manakah kita bisa memanfaatkan fasilitas ini? Kamu bisa melakukan chatting, berkirim surat melalui surat elektronika atau tren disebut e-mail. Bisakah kita menjadikan internet itu sebagai diary, semacam buku harian? Bisa sekali. Kita bisa menuangkan seluruh ide, gagasan, unek-unek, keluh kesah melalui Multiply, Blogger, Friendster. Bukankah lebih bermanfaat apabila kita menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk menaklukkan teknologi informasi, biar kita tidak termasuk anak gaptek (gagap teknologi). Pergunakan waktu luangmu untuk belajar berinternet. Apalah arti waktu luang kalau tidak digunakan sebaik-baiknya.
Kompetensi Dasar:
Menulis Teks Berita secara Singkat, Padat, dan Jelas
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas.
Adapun tips atau langkah menulis berita sebagai berikut.
Tentukan peristiwa atau kejadian
Dalam menulis berita, kamu juga bisa mengungkapkan pengalaman pribadi maupun pengalaman orang di sekitarmu. Ingat, dalam menentukan peristiwa, pilihlah kejadian yang aktual/hangat dan unik.
Tentukan sumber berita
Melakukan wawancara untuk mendapatkan fakta, data, dan opini Kelengkapan fakta sebuah berita apabila memenuhi unsur 5W 1H, yaitu what (apa), who (siapa), when (kapan)
Menyusun berita
Berdasarkan data dari sumber-sumber yang telah didapatkan, kamu bisa mulai menulis teks berita. Gunakan kata atau kalimat sederhana, dan buatlah berita secara singkat, padat, dan jelas.
TUGAS
Amatilah peristiwa yang ada di lingkungan sekolahmu. Tentukan peristiwa yang layak dijadikan berita. Pilihlah narasumber yang berkompeten. Kumpulkan data secukupnya. Lalu, susunlah sebuah berita secara singkat, padat, dan jelas!
Kompetensi Dasar:
Menulis Poster untuk Berbagai Keperluan dengan Pilihan Kata dan Kalimat yang Bervariasi, serta Persuasif
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu menulis poster untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasif.
Itulah contoh sebuah poster. Tahukah kamu apakah poster itu? Poster merupakan plakat yang dipasang di tempat umum. Isi poster bisa berupa pengumuman maupun iklan. Adakah di antara kalian yang menyukai coret-coret maupun menggambar? Kegiatan menulis poster merupakan sarana positif untuk menuangkan ide maupun hobi tersebut. Di dalam membuat poster, kamu harus sudah memiliki konsep yang jelas mengenai tujuan pembuatan poster. Kamu harus bisa membuat perpaduan yang serasi dan tepat dalam mengombinasikan antara gambar dan tulisan.
Poster merupakan plakat yang dipasang di pinggir jalan atau tempat umum. Poster harus dibuat secara menarik, baik gambar maupun tulisan. Untuk menghasilkan tulisan yang menarik, pembuat poster bisa memanfaatkan berbagai sarana bahasa, baik penggunaan kata yang unik, indah, juga variasi kalimat yang tepat.
Poster merupakan plakat atau tempelan yang biasanya berisi pengumuman tentang produk barang ataujasa yang ditempel di tempat-tempat umum. Poster terbagi atas beberapa jenis, diantaranya:
1. Poster niaga, misalnya poster sabun dan poster alat kecantikan;
2. Poster Kegiatan, misalnya poster seminar dan poster konser,
3. Poster penerangan atau pendidikan, misalnya poster kesehatan dan poster KB.
Dalam menulis poster, biasanya kita membutuhkan media seperti kertas, seng, papan, serta kain-kain yang ditempel atau dipasang di tempat-tempat ramai. Agar poster lebih menarik, biasanya dilengkapi dengan gambar-gambar yang sesuai dan berwarna. Selain itu, poster juga mempunyai tujuan sebagai reklame atau ajakan. Kalimat yang digunakan dalam poster juga harus menarik, singkat dan persuasive serta mudah diingat oleh semua lapisan masyarakat.
Dalam membuat poster, banyak hal yang perlu diperhatikan, diantaranya:
1. Objek poster yang akan kita buat,
2. ide yang akan kita sampaikan,
3. pilihan katanya harus tepat dan kalimatnya harus bersifat persuasif,
4. mempergunakan kata-kata yang efektif, sugestif, dan mudah diingat,
5. huruf-hurufnya cukup besar dan mudah dibaca,
6. kalimatnya hendaknya mengandung suasana keakraban,
7. menggunakan variasi bentuk huruf dan variasi warna yang menarik.
Contoh Poster:
Ikutilah Beramai-ramai!
TRY OUT AKBAR BUDIWIJAYA
(Mingggu, 5 Februari 2013 Pukul 07.00 s.d. selesai)
Bagi para juara akan memerebutkan:
1 buah Ipad cantik dan Bingkisan menarik lainnya
Daftarkan Segera:
Disemua cabang Budiwijaya Kota Kuningan , Majalengka dan Cirebon
Pendaftaran dibuka dari (10 Januari s.d. 4 Februari 2013)
TUGAS
Susunlah sebuah poster dengan tema bebas. Tentukan terlebih dahulu tujuan membuat poster. Buatlah poster tersebut dengan kombinasi yang serasi antara gambar dan tulisan. Sebagai bentuk penghargaan, poster terbaik bisa ditempel di dalam ruangan kelas maupun di majalah dinding sekolah.
Slogan
Slogan berupa kelompok kata/kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk memberitahukan tujuan/visi suatu organisasi, kegiatan, golongan, organisasi, atau perusahaan. Isi slogan menggambarkan visi, tujuan, dan harapan dari sebuah kegiatan/ organisasi/perusahaan. Slogan dapat diartikan sebagai perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu. Slogan biasanya digunakan sebagai propaganda. Hal ini terbukti karena slogan biasanya digunakan oleh suatu instansi untuk mempopulerkan jati dirinya.
Di samping itu, slogan juga bertujuan untuk mempengaruhi para pembaca. Oleh karena itu, kekuatan kata harus diperhatikan benar-benar. Meskipun hanya beberapa kata, makna yang ingin diungkapkan amat luas dan dalam. Saat di tempat-tempat umum, kamu tentu pernah membaca kalimat pendek yang ditulis dengan ukuran besar dan ditempel di tempat yang mencolok. Di rumah sakit, misalnya, kamu bisa menjumpai kalimat ”Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati”. Di jalan-jalan kamu mungkin juga pernah membaca tulisan ”Biar Lambat, Asal Selamat. Pakailah Helm Standar”. Contoh lainnya adalah ”Jagalah Sehatmu Sebelum Sakitmu”. Kalimat ini mengajak kepada pembaca untuk selalu menjaga kesehatan karena mahal harganya. Itulah slogan. Tahukah kamu apa pengertian slogan? Slogan merupakan perkataan atau kalimat pendek yang disajikan secara menarik dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu. Isi slogan juga mencerminkan tujuan atau misi yang diemban oleh si pembuat slogan.
Contoh slogan
Ing Ngarsa sung Tuladha Ing Madya Man gun Karsa Tutwuri Handayani. (Slogan pendidikan)
Jika ada kelebihan, sampaikan kepada orang lain. Jika ada kekurangan, sampaikan pada kami. (Slogan Masakan Padang)
Polisi sebagai Pelindung, Penganyom, dan Pelayan Masyarakat (Slogan Polri)
TVRI Menjalin Persatuan dan Kesatuan (Slogan TVRI)
TUGAS
Sebagai tugas di rumah, secara berkelompok buatlah slogan dengan tema bebas!
Sebelum membuat slogan tersebut, rumuskan terlebih dahulu tujuan penulisan slogan!
Buatlah slogan kelompokmu semenarik mungkin, mudah diingat, dan mencolok sehingga pembaca tertarik dan sependapat dengan isi slogan tersebut!
Setiap slogan dari kelompok, presentasikan di depan kelas!
Tempelkan slogan tersebut di kelas maupun majalah dinding!Buatlah sebuah slogan untuk kelasmu dengan kreatif dan penuh inovatif!
Kompetensi Dasar:
Mengidentifikasi Karakter Tokoh Novel Remaja (Asli atau Terjemahan) yang Dibacakan
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan.
Tokoh atau pelaku adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh bisa dikategorikan menjadi tokoh protagonis atau tokoh utama dan tokoh antagonis atau tokoh lawan. Adapun karakter tokoh adalah watak tokoh-tokoh dalam novel. Watak tokoh-tokoh tergambar dalam tiga dimensi, yakni pertama, keadaan fisik meliputi jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, suku, bangsa, kurus atau gemuk, jangkung atau pendek, sedih atau gembira, dan sebagainya. Kedua, keadaan psikis di antaranya watak seperti jahat dan baik; ambisi; moral;
keadaan emosi; dan lain-lain. Ketiga, keadaan sosiologis antara lain agama, jabatan, pekerjaan.
Memahami Cara Pengarang Melukiskan Karakter Tokoh
Dalam memberikan karakter tokoh, pengarang dapat mempergunakan berbagai cara sebagai berikut
Melukiskan bentuk lahir (Phisical description)
Melukiskan jalan pikiran pelaku (Portrayal of thought)
Bagaimana reaksi tokoh terhadap kejadian (reaction of event)
Pengarang langsung melukiskan karakter pelaku (direct author analysis)
Melukiskan keadaan sekitar pelaku (discussion of devironment)
Bagaimana pandangan-pandangan tokoh lain terhadap tokoh utama (reaction of other to character)
Kompetensi Dasar:
Menjelaskan Alur Cerita, Pelaku, dan Latar Novel Remaja (Asli atau Terjemahan)
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau terjemahan).
Alur atau plot merupakan rangkaian cerita atau peristiwa dari permulaan, pertikaian, perumitan, puncak peleraian, hingga akhir. Adapun latar atau setting merupakan tempat dan waktu terjadinya peristiwa. Latar umumnya terdiri atas tempat, ruang, dan waktu. Latar tempat berkaitan dengan ruang dan waktu, misalnya kejadian di pegunungan, tahun 2000-an, di Sulawesi Utara. Latar waktu meliputi waktu pagi, siang, sore, maupun malam hari. Latar ruang bisa di dalam rumah atau di luar rumah. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa alur cerita merupakan urutan kejadian yang meliputi tahap-tahap;
a. Pengenalan (paparan awal cerita).
b. Perumitan masalah (tokoh mulai terlibat masalah).
c. Klimaks (puncak masalah).
d. Antiklimaks (penurunan masalah).
e. Simpulan/konklusi (akhir cerita).
Mendeskripsikan Nilai-Nilai Kehidupan dalam Novel
Karya sastra bermutu sarat dengan nilai-nilai kehidupan di dalamnya. Menentukan nilai-nilai kehidupan di dalamnya dapat menolong pembaca menjadi manusia berbudaya. Manusia berbudaya adalah manusia yang peka terhadap hal-hal yang luhur dalam hidup ini. Ia selalu mencari nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Salah satu cara memperoleh nilai-nilai itu adalah lewat membaca novel dan menghayati nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Novel sebagai karya sastra seringkali menyodorkan nilai-nilai yang memiliki dua warna. Pertama, nilai-nilai yang banyak diikuti. Kedua, nilai-nilai yang sebaiknya dihindari. Nilai baik dan buruk dihadirkan dengan harapan manusia dapat mengontrol diri. Nilai-nilai yang baik untuk ditiru biasanya diberikan melalui tokoh utama yang baik (protagonis). Nilai yang hendaknya tidak ditiru disampaikan melalui perilaku tokoh yang jahat (antagonis).
Dengan demikian, kamu dapat mengetahui perbuatan yang jahat dan yang baik. Kamu juga dapat membandingkan nilai budaya yang terdapat dalam novel yang kamu baca. Dengan mengetahui nilai-nilai kehidupan dalam sebuah novel pastilah kamu akan lebih peka terhadap kehidupan di sekitarmu karena nilai-nilai tersebut diambil dari kehidupan sehari-hari. Novel sebagai karya sastra dapat menunjukkan nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan.
Nilai-nilai dasar novel dimaksudkan memberi nilai-nilai didikan kepada pembacanya tentang nilai-nilai kehidupan yang selayaknya diteladani. Sebaliknya, kita memperoleh pemahaman pula tentang kehidupan yang tidak sepantasnya kita tiru dan ikuti. Lebih jauh dengan membaca karya sastra, dalam hal ini novel, kamu dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang manusia, masyarakat, dan kehidupan nyata.
Kompetensi Dasar:
Menjelaskan Tema dan Latar Novel Remaja (Asli atau Terjemahan) yang Dibacakan
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat menjelaskan tema dan latar novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan
LINKS VIDEO TEXT TO VOICE
Sundus
Pertama
Hembusan angin dari bukit Patiayam itu membuat suasana sore semakin sejuk. Sawah yang berbentuk terasering terhampar luas membentang. Gemericik air irigasi menjadikan Desa Kauman semakin tampak landai. Matahari menyepuh belahan langit dengan cahaya merah yang sangat menawan, menyelipkan senyum sebelum kembali ke peraduannya, dan seakan berjanji esok akan kembali bila Tuhan masih menghendaki. Ketika adzan subuh berkumandang aktivitas kehidupan mulai berjalan, sebagian besar masyarakat Kauman mengayuh sepedanya menuju ke pabrik-pabrik. Mereka harus menempuh jarak yang lumayan jauh kira-kira delapan sampai sepuluh kilometer.
Pabrik yang mereka tuju pun bermacam-macam, ada yang bekerja di pabrik rokok, tekstil, industri rumah tangga, dan sebagainya. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan. Aktivitas yang mereka lakukan hampir dua puluh empat jam bekerja. Dimulai dari bangun tidur kemudian menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anaknya, dilanjutkan dengan membersihkan rumah, setelah selesai dengan pekerjaan rumahnya, mereka lalu bekerja di pabrik sampai sore. Setelah tiba di rumah mereka disibukkan dengan urusan rumah tangga, memasak untuk makan malam, dan di waktu malam yang seharusnya digunakan untuk istirahat, terkadang mereka direpotkan dengan tangisan anaknya yang masih bayi.
Praktis dua puluh empat jam tenaga mereka terforsir. Memang suami mereka juga bekerja, tetapi penghasilan yang diperoleh tidak seberapa, demi untuk mempertahankan hidup yang semakin sulit dan mahal terpaksa istri harus turun tangan untuk menjaga agar dapur tetap ngebul. Pada setiap pabrik tempat mereka bekerja selalu tertulis pekerja perempuan berhak mengajukan cuti haid, cuti hamil, serta cuti melahirkan. Bagi mereka hak cuti itu hanya tempelan di papan kayu saja. Pernah suatu ketika Yu Tun karena memang kebiasaan haidnya pada hari pertama merasakan sakit yang teramat sangat di perutnya, ia mengajukan cuti haid, tetapi oleh madornya tidak diperbolehkan. Cuti hanya diberikan atau memang atas permintaan seorang pekerja perempuan yang akan melahirkan, itu pun setelah diperkirakan bahwa masa persalinannya kurang dua minggu lagi. Sungguh ironis memang, pekerja perempuan hanya dijadikan sebagai kelompok bawah saja, walaupun mereka telah mengabdi pada perusahaan tadi belasan tahun, tetapi tidak ada penghargaan yang mereka terima.
Secara umum Desa Kauman tergolong sebagai desa yang berpenghasilan menengah, karena memang penduduknya merupakan pekerja giat, juga karena alamnya begitu subur dan menghasilkan. Arus kemajuan zaman sudah mulai tampak di Kauman dengan adanya listrik masuk desa. Ketika itu aku kelas dua Sekolah Dasar, aku perhatikan di kampungku banyak warga yang mencuri arus listrik dengan cara menyambungkan kabel listrik yang ada di jalan supaya bisa masuk ke rumahnya, dan hal ini disebabkan karena mereka tidak mampu membayar pemasangan listrik yang mahal. Selagi tidak diketahui petugas PLN mereka aman, tetapi pernah suatu ketika Kang Muh tetangga depan rumahku didatangi oleh petugas PLN karena ketahuan mencuri listrik, akhirnya kabel listrik diputus dan Kang Mus disuruh membayar uang sebagai ongkos ganti penggunaan listrik. Dari dahulu hingga sekarang yang sangat menonjol dari Desa Kauman adalah suasana keagamaannya. Kauman itu sendiri berarti tempat kaum yang beriman. Sebagai simbol Desa Kauman, tegaklah Masjid Agung yang megah di pusat desa. Kegiatan keberagamaan sangat semarak, apalagi jika bulan puasa tiba. Ada sekitar sepuluh pondok pesantren di Kauman, ada pondok yang hanya mengaji dan mengkaji kitab kuning saja, ada pondok thariqat, dan tidak ketinggalan pula pondok yang mengajarkan ilmu-ilmu kanuragan yang semuanya bernuansa salaf atau kuno. Masyarakat Kauman sangat berpegang teguh pada agama dan mereka sangat patuh dengan segala sesuatu yang difatwakan oleh kyai. Bagi mereka kyai adalah pewaris pada nabi dan nabi merupakan utusan Tuhan untuk memperbaiki perilaku manusia di bumi. Tuhan menciptakan segala sesuatu di dunia ini untuk dikelola dan dimanfaatkan serta dilestarikan oleh manusia. Kyai merupakan suatu gelar atau simbol yang diberikan oleh masyarakat kepada seseorang, karena dinilai dari segi ilmunya, sikap dan perbuatannya serta zuhud dan wara'-nya.
Secara rutin kyai tersebut mengajar setiap hari setelah mengimami shalat subuh, dan isya'. Selain itu, kyai juga banyak dikunjungi oleh masyarakat yang ingin memperoleh barakah, entah itu berkaitan dengan pekerjaan, kesehatan, dan juga jodoh. Seolah-olah kyai tersebut mampu mengatasi itu semua. Mungkin jiwa kyai tinggal mengamini keinginan para tamu yang datang. Sebagai contoh, pernah seorang bertamu ke rumah kyai, ingin menanyakan kira-kira hari apa yang tepat untuk selamatan karena mau mengkhitankan anaknya. Maka terjadilah dialog antara tamu dan kyai. ”Pak kyai, yang pertama, saya ke sini niat silaturrahim kepada Pak Kyai sekeluarga, yang kedua, saya mau minta tolong kira-kira hari apa yang baik untuk mengkhitankan anak saya?" ”Terima kasih silaturrahimnya, kalau Bapak minta hari yang baik untuk mengkhitankan anaknya, insya Allah Jumat adalah hari yang baik,” jawab Kyai. Dengan tercengang si tamu menyahut, ”Maaf Pak, tetapi kalau menunggu Jumat terlalu lama. Bagaimana kalau hari Senin saja Pak, soalnya pohon pisang di belakang rumah sudah saya potong untuk selamatan, takutnya kalau menunggu Jumat keburu busuk Pak.” ”Senin juga hari yang baik Pak,” Pak Kyai tersenyum. Demi menyenangkan hati tamu tadi akhirnya Pak Kyai mengiyakan apa yang diinginkan tamu. Cerita ini kuperoleh dari Somad anak Kyai Rasyid yang jadi teman sekelasku.
Sumber: Sundus, karya Istiah Marzuki
Latihan
Bagaimana tema dan latar dari novel di atas? Buktikan!
Nilai-nilai kehidupan apakah yang kalian dapatkan dari penggalan novel di atas? Jelaskan!
Sundus
Kedua
Namaku Sundusiyah, orang biasa memanggilku Sundus atau cukup dengan Dus saja. Terdengar lucu memang. Tetapi apabila sering membaca al-Qur'an, di dalamnya; orang tahu banyak sekali akan dijumpai kata sundusiyah artinya kurang lebih adalah "sutera halus". Mungkin orangtuaku berharap supaya aku berperilaku sehalus sutera. Semoga. Amien. Aku dilahirkan di sebuah keluarga yang sangat konservatif, teguh memegang prinsip serta adat yang berlaku, yang menurutku terlalu kaku. Sejak kecil aku dididik dengan sangat disiplin terutama dalam hal yang berhubungan dengan ibadah, walaupun aku belum dikenai kewajiban karena memang aku belum mendapat haid.
Orangtuaku pada saat-saat tertentu selalu mengajakku ke musholla di samping rumah. Belajar mengaji al-Quran setelah shalat Maghrib, kemudian mengaji kitab kuning seusai sholat Isya'. Sesudah sholat Subuh pun aku diharuskan setor hafalan surat-surat pendek dan surat-surat penting dalam al-Quran kepada ayahku. Bagiku beliau adalah sosok ayah sekaligus guru yang sangat keras dalam mendidik serta mengajar anak-anaknya.
Sekolah Dasar kulalui dengan prestasi yang membanggakan orangtuaku. Aku selalu berada pada peringkat pertama di kelasku, aku tidak bisa menafikan peran ibuku yang dengan telaten selalu memberiku minuman suplemen untuk kecerdasan otak setiap pagi sebelum aku berangkat sekolah. Aku bahkan tidak sempat belajar karena banyaknya kegiatan harian yang harus kulakukan. Belajar hanya kulakukanketika ada pekerjaan rumah dan ujian saja, tetapi walaupun begitu posisi juara selalu ada di tanganku. Kata guru-guruku aku anak yang cerdas. Memang setiap kali guru menerangkan, aku dengan saksama mendengarkan dan secara spontan akan bertanya hingga sering membuat guruku gelagapan. Waktu bermain pun hampir tidak kupunyai, masa kecilku bisa dibilang kurang bahagia. Sebagai contoh pernah aku bermain sepulang sekolah dengan beberapa temanku, tidak begitu lama kemudian aku dijemput oleh nenekku, diajak pulang dengan berbagai alasan: belajarlah, istirahat, dan yang tidak paling aku sukai adalah membantu memasak. Masih terngiang kata-kata nenekku "wong wedhok iku balike ning pawon." Jiwa berontakku sudah mulai muncul ketika aku Sekolah Menengah Tingkat Pertama. Aku mulai berani memberikan argumen apabila ayahku menyuruhku untuk berbuat sesuatu dengan nada tekanan. Ayah sering marah-marah karena aku dianggap sudah mulai membantah, sering aku dibuat menangis, dan buntutnya aku harus menanggung malu, ketika di sekolah mataku terlihat bengkak, akibat tangisan semalam sebelum tidur. Memang sudah menjadi kebiasaanku, aku tidak mau memperlihatkan airmata di depan ayahku, karena aku tidak ingin dibilang sebagai anak manja dan cengeng, aku lebih memperlihatkan kekokohanku di depan siapa pun, mungkin ini juga yang menyebabkanku dipilih menjadi ketua OSIS. Aku semakin percaya diri, berprestasi dan yang paling aku sukai adalah aku jadi ditakuti oleh semua laki-laki. Anak buahku mayoritas laki-laki dan aku mampu menjadi leadership. Bangga memang, walaupun begitu ketika aku kembali ke rumah aku harus bersikap dan bersifat sebagi anak manis yang selalu patuh terhadap semua yang diinginkan ayahku. Aku beranjak menjadi gadis remaja, hal ini kusadari ketika aku mulai kedatangan tamu bulanan pertama. Malam itu seolah-olah ada sesuatu yang mengaduk-aduk perutku, aku mencoba mengingat apakah aku salah makan seharian sehingga perutku sakit sekali, sakit yang belum pernah aku rasakan. Aku jungkir balik sendiri, ingin menjerit tetapi seolah-olah ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokanku. ”Tuhan apakah aku akan mati?” batinku. Hampir semalaman aku meregang kesakitan tanpa bisa berbuat banyak. Jam tiga malam ibuku bangun ketika melewati kamarku, beliau melihat lampu kamarku hidup, ibuku masuk untuk mematikannya, dilihatnya aku sedang merintih memegang perut. Ibuku panik sekali, lalu membangunkan ayah dan entah setelah dibacakan sesuatu oleh ayahku kemudian aku tertidur. Aku terkejut sekali ketika bangun, alas tidurku dipenuhi dengan darah segar. Aku takut. Spontan aku menjerit, ibuku kemudian datang dan langsung menciumku, ibu gembira sekali, lirih kudengar ibu mengatakan, ”Anakku kini telah perawan.” Risih dan jijik aku melihat semburat merah kehitaman yang kadang kental, namun di lain waktu juga encer. Ibu yangmengajariku untuk memakai pembalut supaya tidak bocor. Walaupun demikian, aku tetap saja waswas, sering kali aku menoleh ke belakang takut tembus, gaya jalanku juga lain seolah-olah ada sesuatu ganjalan yang membuat jalanku menjadi sedikitterkangkang. Oleh ibu, aku dinasihati: perempuan yang sedang haid tidak boleh sholat dan puasa. Waktu itu aku gembira sekali, mendengar nasihat ibu yang satu ini. ”Enak ya jadi perempuan,” pikirku. Hampir satu minggu aku mengalami haid. Waktu-waktu berikutnya aku memerhatikan ada sesuatu yang aneh pada tubuhku. Tonjolan yang ada di dadaku semakin hari kurasakan semakin membesar, pinggulku juga semakin lebar, baju-baju yang kupakai mulai sempit. ”Oh Tuhan, apalagi ini,” gumamku dalam hati. Aku beranikan diri bertanya kepada ibu, dengan senyum ibu memberi penjelasan yang detail. ”Itu semua wajar dialami oleh perempuan yang sedang puber,” kata ibu. ”Apa itu puber Bu?” tanyaku. ”Masa puber adalah masa di mana terjadi peralihan seseorang dari anak-anak menuju remaja. Nah, hal itu bisa dilihat dengan berbagai tanda-tanda secara fisik, jika perempuan dia mengalami haid atau darah yang keluar secara rutin menurut siklusnya sebulan sekali kemudian diiringi dengan membesarnya payudara, tumbuh rambut di bagian tertentu, kemudian pinggul agak melebar serta terjadi perubahan pada suara, yaitu terdengar agak parau. ”Apakah itu terjadi pada anak perempuan saja Bu…?” dengan cepat aku menyela. ”Tidak,” kemudian ibu melanjutkan penjelasannya. ”Anak laki-laki pun mengalami hal itu, tetapi dengan tanda-tanda yang berbeda. Biasanya ditandai dengan mimpi basah, tumbuh jakun pada lehernya, mulai muncul pula kumis, dan suaranya berubah menjadi serak.” ”Oh begitu,” jawabku setelah mendengar penjelasan ibu. ”Oh iya Bu, satu lagi, kenapa to, kemarin pada waktu malam sebelum paginya aku haid, kok perutku sakit sekali, padahal aku tidak makan rujak atau sambal pada siang hari sebelumnya?” tanyaku lagi. ”Oh itu wajar terjadi pada perempuan yang belum menikah pada saat akan terjadi haid. Haid itu sendiri adalah darah yang berada di indung telur, karena tidak adanya pembuahan maka darah tersebut akhirnya luruh, dan memang karena jalan keluarnya sempit maka timbullah gesekan pada perut sehingga menyebabkan sakit. Jadi hal tersebut wajar terjadi pada setiap perempuan.” ”Terima kasih Bu ya…?” Aku sekarang menjadi paham setelah mendengar penjelasan dari Ibu.
(Sumber: Sundus, halaman 9-17 karya Istiah Marzuki)
Tugas
Tentukan tema pada cuplikan novel diatas
Temukan latar, alur, dan pelaku cerita pada penggalan novel di atas! Serta pembuktianya!
Deskripsikan nilai-nilai yang terkandung dalam novel tersebut!
Kompetensi Dasar:
Menanggapi Hal yang Menarik dari Kutipan Novel Remaja (Asli atau Terjemahan)
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan).
Matilda
Para orang tua ada anehnya: anakmereka sendiri, biar sudah keterlaluan, tetapsaja mereka anggap hebat. Ada pula orang tua yang lebih dari itu. Mereka begitu mengagumi anak mereka sampai yakin sendiri bahwa anakitu bermutu jenius. Semuanya itu masih bisa dimaklumi karena memang begitulah sifat manusia. Terkadang bisa dijumpai juga orang tua yang bersikap sebaliknya. Mereka ini samasekali tidak peduli terhadap anak mereka.
Hal ini tentu saja lebih buruk dari pada para ayah dan ibu yang terlalu besar kasih sayangnya. Mr. dan Mrs. Wormwood tergolong ayah dan ibu jenis yang kedua yan tidak mengacuhkan anak-anak mereka. Anak mereka dua. Seorang anak laki-laki bernama Michael. Dia yang sulung. Adiknya bernama Matilda. Matilda oleh ayah dan ibunya tidakd ianggap sama sekali atau paling-paling dianggap seperti “ketombe” karena dianggap hanya mengganggu. Justru karena kepintarannya, dia dianggap pengganggu kesibukan mereka sebagai pedagang mobil yang sukses. Ketika berumur tiga tahun, Matilda sudah bisa membaca.”Daddy,” katanya pada ayahnya,“Bolehkah aku minta dibelikan buku?” ”Buku?” kata Mr. Wormwood dengansebal.“Untuk apa?””Untuk dibaca, Daddy.” ”Apa kurangnya televisi?” tukas ayahnya.“Kita kan sudah punya televisi yang bagus. Sekarang minta buku lagi! Kau ini manja!”
Pada hari-hari kerja, hampir setiap sore Matilda ditinggal seorang diri di rumah. Michael yang umurnya lima tahun lebih tua harus bersekolah. Ayahnya bekerja, sementara ibunya pergi bermain bingo, semacam permainan lotre di sebuah kota yang jauh dari rumahnya.
Ketika ayahnya menolak membelikan buku, sorenya Matilda pergi berjalan kaki seorang diri ke perpustakaan umum di desanya. Sesampainya di sana ia memperkenalkan diri kepada Mrs. Phelps, wanita yang mengurus perpustakaan itu. Matilda bertanya apakah ia diperbolehkan duduk sebentar untuk membaca buku di situ. Mrs. Phelps agak terkejut melihat ada anak perempuan sekecil itu datang tanpa ditemani ayah ibunya. Akan tetapi, diizinkannya juga Matilda masuk.
”Di mana buku-buku untuk anakanak?” tanya Matilda dengan sopan. ”Di sebelah sana, pada rak-rak di sebelah bawah itu,” kata Mrs. Phelps memberitahu. “Kau mau kucarikan buku yang bagus yang banyak gambar-gambarnya?” ”Tidak, terima kasih,” jawab Matilda, “Saya bisa mencari sendiri.”
Sejak hari itu setiap sore Matilda pergi ke perpustakaan, begitu ibunya sudah berangkat main bingo lagi. Berjalan kaki dari rumah ke perpustakaan hanya makan waktu sepuluh menit. Jadi, ada waktu dua jam baginya untuk duduk dengan asyik di sebuah sudut yang nyaman, membaca buku demi buku. Ketika semua buku anak-anak sudah dibacanya, ia mulai berkeliaran mencari buku bacaan yang lain. Mrs. Phelps yang memperhatikan anak itu dengan perasaan takjub selama beberapa minggu yang sudah lewat kini datang menghampirinya.
“Barangkali aku bisa membantu, Matilda?” katanya. ”Buku apa lagi yang bisa saya baca, ya?” kata Matilda. “Buku-buku untuk anak-anak, semuanya sudah.” ”Maksudmu, kau sudah melihat gambarnya?” “Ya, tapi juga membacanya.” Mrs. Phelps memandang Matilda yang jauh lebih kecil darinya, sementara Matilda mendongak menatapnya. ”Menurut saya, buku-buku itu ada yang jelek sekali ceritanya,” kata Matilda, Tapi yang lain-lain bagus. ‘Saya paling suka Taman Rahasia. Ceritanya penuh misteri. Misteri kamar di balik pintu yang selalu tertutup, dan misteri kebun di balik tembok besar.Mrs. Phelps tercengang mendengarnya. ”Berapa tepatnya umurmu sekarang, Matilda?” tanyanya.” Empat tahun tiga bulan,” jawab Matilda.Mrs. Phelps semakin tercengang. Tapi ia tidak menampakkannya. “Buku macam apa yang ingin kau baca sekarang?” tanya wanita pengurus perpustakaan itu. ”Buku yang benar-benar bagus yang dibaca orang dewasa,” jawab Matilda. “Buku yang terkenal. Tentang judulnya, satu pun tidak ada yang saya ketahui.”
Anak-anak yang bersekolah di Sekolah Dasar Crunchem Hall sekitar 250 orang. Kepala sekolahnya seorang wanita setengah umur bertubuh tinggi besar. Namunya Miss Trunchbull. Matilda tentu saja dimasukkan di kelas paling rendah bersama delapan belas murid lelaki dan perempuan. Guru mereka bernama Miss Honey. Nama lengkapnya Jennifer Honey, la pendiam, tidak pernah berbicara dengan suara keras. Dia juga jarang tersenyum. Tapi sudah jelas ia dikarunia kelebihan yang langka, yaitu selalu dipuja setiap anak kecil yang menjadi muridnya. Wajah Miss Honey memancarkan kehangatan apabila berbicara dengan murid-muridnya Kalau Miss Trunchbull, kepala sekolah, orangnya lain lagi. .. . baik guru maupun murid takut terhadap dirinya. Pada awal pelajaran, Miss Honey membagikan buku-buku baru kepada muridnya. Kemudian, ia menyampaikan bahwa sampai akhir minggu ini diharapkan muridnya hafal perkalian dengan dua. Dan dalam satu tahun diharapkan sudah hafal semua perkalian.”Itu akan besar sekali manfaatnya. Nah, sekarang siapa yang kebetulan sudah tahu perkalian dengan dua? Matilda mengacungkan tangannya ke atas. Dia satu-satunya yang melakukannya. Miss Honey memperhatikan gadis cilik berambut hitam dan berwajah serius itu. “Bagus,” kata Miss Honey.“ “Berdirilah dan sebutkan perkalian dengan dua sejauh yang kau bisa.” Matilda berdiri lalu mulai menyebutkan urutan perkalian dengan dua. Ketika sudah sampai pada dua kali dua belas, ia tidak berhenti. la terus saja dengan menyebutkan dua kali tiga belas dan seterusnya. ”Stop!” kata Miss Honey. Selama itu ia mendengarkan dengan perasaan agak kagum. Kini ia mengatakan, “Kau bisa sampai berapa?” ”Sampai berapa?” balas Matilda. “Wah, saya tidak tahu pasti, Miss Honey. Rasanya saya bisa sampai jauh sekali.” Miss Honey memerlukan waktu untuk memahami makna jawaban yang luar biasa itu. “Maksudmu,” katanya, “kau bisa mengatakan berapa dua kali duapuluh delapan?” ”Ya, Miss Honey.”
Sumber: Matilda, karya Roald Dahl
Untuk mengungkapkan hal-hal yang menarik dalam kutipan novel terjemahan Matilda di atas, jawablah latihan-latihan berikut!
Tokoh siapa sajakah yang kamu anggap menarik dalam kutipan novel Matilda di atas? Dalam hal apa kemenarikan tokoh tersebut? Jelaskan!
Tulislah adegan penting dalam cerita di atas yang kamu anggap paling menarik! Jelaskan alasanmu!
Bagaimanakah pandangan orang tua Matilda tentang pendidikan? Jelaskan alasanmu dengan mengacu pada kutipan cerita di atas!
Bagaimanakah sikap Miss Honey dalam menangani murid-muridnya? Bagaimanakah pandangan/pendapatmu tentang sikap Miss Honey tersebut?
Bagaimanakah pendapatmu tentang sikap Miss Trunchbull, Kepala Sekolah Matilda? Setujukah kamu dengan sikap seperti itu? Jika ada kelebihan, di manakah kelebihannya dan jika ada kekurangan, di mana letak kekurangannya?
Kompetensi Dasar:
Mengenali Ciri-Ciri Umum Puisi dari Buku Antologi Puisi
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat mengenali ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi.
Unsur Fisik dan Batin pada Puisi
Kamu tahu bahwa puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berbeda dengan bentuk karya sastra lainnya, yakni prosa maupun drama. Perbedaannya ialah pilihan kata pada puisi lebih memunculkan imajinasi yang berkembang dan puisi memiliki kepadatan bahasa dibandingkan dengan prosa dan drama.
Puisi tidak berdiri sendiri. Ada unsur-unsur yang membangun puisi diantaranya unsur struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik puisi adalah unsur yang membangun puisi dari luar puisi sedangkan struktur batin adalah unsur yang membangun puisi dari dalam puisi.
L.A Richard menyebutkan adanya hakikat puisi unruk mengganti bentuk batin dan metode puisi. Bentuk batin atau hakikat puisi terdiri atas perasaan, tema, nada, dan amanat. Sedangkan bentuk fisik terdiri atas diksi, kata konkret, majas, atau bahasa figuratif, dan bunyi yang menghasilkan rima atau ritma.
Struktur Fisik Puisi
Diksi
Peranan diksi dalam puisi sangat penting karena kata-kata adalah segala-galanya Penulis puisi hendaknya mencurahkan perasaan dan isi pikirannya dengan secepat-cepatnya seperti yang dialami batinnya. Menurut Pradopo (2009: 54) dan Waluyo (1991: 73) bahwa diksi adalah kata-kata yang dipilih menimbulkan imaginasi estetik, dan puitis artinya mempunyai efek keindahan dan berbeda dengan kata-kata yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Gaya Bahasa
Unsur kepuitisan yang lain, ialah bahasa kiasan atau gaya bahasa (figurative language). Menurut Pradopo (2009: 61) bahwa bahasa kias menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran hidup dan menimbulkan kejelasan angan-angan.
Jenis bahasa kiasan tersebut adalah sebagai berikut.
Perbandingan atau perumpamaan
adalah bahasa kiasan yang menyamakan satu hl dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding
contoh: Bagaikan banjir gulung-menggulung.
Metafora
Metafora ini menyatakansesuatu sebagai hal yang sama dengan hal lain, yang sesungguhnya tidak sama (Pradopo, 2009: 66)
Contoh : Suaranya bening bagaikan buluh perindu.
Alegori
Cerita kiasan yang mengiaskan hal lain atau kejadian lain
Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Personofikasi
Kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia, personifikasi merupakan pemberian sifat-sifat manusia pada suatu hal
Contoh : Melambai Pulang Perlahan
Hiperbola
Adalah kiasan yang berlebih-lebihan. Penyair perlu melebih-lebihkan yang dibandingkan itu agar mendapatkan perhatian yang lebih seksama dari pembaca (Waluyo,1991: 85)
Contoh : Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
.
Ironi
Adalah kata-kata yang merupakan sindiran. Ironi dapat berubah menjadi sinisme dan sarkasme
Contoh : Apakah gunanya pendidikan bila hanya akan membuat seseorang menjadin asing.
Citraan atau imaji
Setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji. Gambaran pikiran adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai (gambaran) yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata, saraf penglihatan, dan daerah-daerah otak yang berhubungan (yang bersangkutan). Mungkin juga berarti bahwa orang harus dapat mengingat sebuah pengalaman inderaan atas objek-objek yang disebutkan atau diterangkan (Altenbernd, 1970: 12)
Citraan biasanya lebih mengingatkan kembali daripada membuat baru kesan pikiran, sehingga pembaca terlibat dalam kreasi puitis (Altenbernd, 1970: 13)
Jenis-jenis imaji antara lain :
Imaji Penglihatan
Adalah yang memberikan rangsangan kepada indera penglihatan, hingga sering hal-hal yang tak terlihat seolah-olah terlihat.
Imaji pendengaran
Imagi pendengaran dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara
Imaji perabaan
Yaitu citra yang menyebabkan pembaca seolah-olah diperhadapkan dengan sesuatu yang bersifat keras yang bisa dirasakan lewat indera peraba.
Imaji gerak
Yaitu menggambarkan sesuatu yang sesungguhnya tidak bergerak, tetapi dilukiskan sebagai dapat bergerak (Sayuti, 2000: 183).
Imaji perasaan
Yaitu mengukuhkan pengalaman indera perasaan dalam diri penyair lewat bahasa pilihan puisi.
Versifikasi (rima, ritma dan Metrum)
Bunyi dalam puisi menghasilkan rima dan ritma. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Ddengan pengulangan bunyi puisi itu menjadi merdu jika dibaca.
Ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan juga berhubungan dengan pengulangan bunyi. Metrum berupa pengulangan tekanan kata yang tetap dan bersifat statis.
Tata Wajah (Tipografi)
Menurut Waluyo (1991: 97) tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama penyair menciptakan tipografi yang berubah pada baris-baris diakhir puisi untuk menekankan makna yang hendak diunkapkan penyair
Struktur Batin puisi
1) Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan penyair sehingga menjadi desakan yang kuat hubungan antara penyair denga tema puisi
2) Perasaan (Feeling)
Dalam menciptakan puisi suasana persaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca.
3) Nada dan suasana
Nada merupakan sikap penyair kepada pembaca apakah menggurui, menasehati, mengejek, menyindir atau bersikap lugas. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca
4) Amanat
Amanat merupakan hal yang mendrong penyair untk menciptkan puisinya. Amanat yang hendak disampaikannnya dapat ditelaah setelah memahami tema rasa, dan nada puisi.
Kompetensi Dasar:
Menulis Puisi Bebas dengan Memerhatikan Unsur Persajakan
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat menulis puisi bebas dengan memerhatikan unsur persajakan.
Keindahan sebuah puisi didukung oleh unsur persajakan. Unsur-unsur tersebut, di antaranya, jumlah larik pada setiap bait, jumlah kata pada setiap larik, jumlah suku kata pada setiap larik, rima, dan irama. Dengan persajakan yang tertata dengan baik, sebuah puisi akan makin terasa indah saat dibacakan atau dilantunkan. Bagaimana kiat menulis puisi mudah dan menyenangkan? Tulislah pertama-tama puisi dengan hati, lalu pertajam dengan pikiran. Selanjutnya, ambil teknik penulisan puisi dengan membuat persajakan (persamaan bunyi) akhir. Hal tersebut akan memperindah estetika puisi.
Perhatikan contoh puisi berikut yang kental dalam penggunaan persajakan akhir!
Sapa Rindu
Untuk TS
Karya: Renny Marhanny
Ketika rindu kian berat menyapa
Dan wajahmu bergayut di bulu mata
Kalori dalam diri hilang entah berapa
Terdiam, terhuyung betapa nista
Namun kau tetap kukuh, teguh
Membuat persendianku runtuh
Dan serat hati menjadi rapuh
Tak tahukah di matamu rinduku berlabuh?.’
Sumber: Kaki Langit Sastra Pelajar
Sesat
Karya : Muhzarodin
Aku anak Jawa
yang ke Cina harus bersepeda
yang ke Amerika harus berkuda
Aku anak sekolah
matematika aku tak bisa
sejarah tak pernah baca
kimia banyak senyawa
fisika banyak rumusnya
Aku anak saleh
shalat aku terlambat
kadang aku tak berangkat
aku takut tidak selamat
di dunia dan akherat
Kata pak ustad
aku harus segera bertobat
Sumber: Kaki Langit Sastra Pelajar
TUGAS
Tulislah sebuah puisi tentang pengalamanmu berlibur!
Perhatikan unsur-unsur persajakan dalam membuat puisi!
Bacakan puisi tersebut di depan anggota kelas! Pada saat membaca puisi perhatikan volume suara, mimik, irama.
Mintalah komentar teman-temanmu tentang pembacaan puisimu tersebut
Kompetensi Dasar:
Menulis Puisi Bebas dengan Menggunakan Pilihan Kata yang Sesuai
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata adalah (1) menulis puisi berdasarkan rangsangan gambar, (2) menulis puisi berdasarkan perenungan terhadap peristiwa yang terjadi, (3) menulis puisi berdasarkan pengamatan objek/kegiatan, (4) menulis puisi dengan berbagai rangsangan, dan (5) menyunting puisi.
TUGAS
1. Pergilah ke suatu tempat, misalnya pasar, terminal, jalan raya, sungai.
2. Amatilah semua hal yang ada di tempat tersebut.
3. Tentukan sebuah tema untuk kamu kembangkan menjadi sebuah puisi.
4. Buatlah puisimu tersebut dengan pilihan kata yang sesuai dengan tema yang kamu pilih.
Nyanyian Luka Anak Jalanan
Pagi kemarin ia masih tersenyum
Memainkan gitar tua
Di sebuah halte dekat sekolah
Pagi ini ia tetap tertawa
Membawakan lagu anak jalanan
Di tengah lautan anak berseragam
Pagi lusa mungkinkah ia ceria
Menemui masa depan cerah
Belajar dan berkarya
Andai bisa memilih
Ia kan gantungkan gitar tua
Demi mengejar
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti; Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Alwi, Hasan. dkk..(Ed.) 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Amirin, Tri dan Agus Hartanto. 2006. Lembar Kerja Sisiwa Wajar. Jakarta: Graha Pustaka.
Anindyarini, Atikah. 2008. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Anonim, 2007. Bahasa dan Budaya Indonesia: http://forum.alambahasa.com/
Anonim, 2009. Imbuhan (Afiks): http://www.humbud.uin-malang.ac.id/
Anonim, 2009. Kata dan Pembentukan Kata: http://gemasastrin.wordpress.com/
-------, 2010. Dasar-Dasar Tata Bahasa Indonesia: http://edukasi.kompasiana.com/
-------. 2010. Kalimat dalam Bahasa Indonesia . http://pustaka.unpad.ac.id.
-------. 2012. Penelitian Variasi Pola Kalimat Bahasa. Jurnal sastra.blogspot.com.
Budianta, Melani, dkk. 2003. Membaca Sastra. Magelang: IndonesiaTerang.
Depdiknas. 2002. Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Elina Syarif dan Erlia Novita . 2011. Prosa dan Pembelajarannya. Jakarta: Modul Suplemen MGMP Bermutu.
Farida Ariani dan Sinar Hadi. 2011. Puisi dan Pembelajarannya. Jakarta: Modul Suplemen MGMP Bermutu.
Keraf, Gorys. 1984. Komposisi. Flores: Penerbit Nusa Indah.
Kramadibrata, Dewaki, dkk. 2008. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Muda, Ahmad. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality Publisher.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PT BPFE Yogyakarta.
Rahmat Djoko Pradopo. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sadiman, Arif S, dkk. 2002. Media Pendidikan; Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sarwiji dan Sutarmo. 2007. Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Serly. 2012. Unsur Kalimat Bahasa Indonesia. http:// keguruan.blogspot.com.
Situmorang. 1983. Puisi Teori Apresiasi Bentuk dan Struktur Medan: Nusa indah.
Tjahjono, Tengsoe. 1998. Terzina Penjarah. Surabaya: Sanggar Kalimas.
Waluyo, Herman J. 1991 Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
--------. 2001. Apresiasi Puisi dan Pengajarannya. Jakarta: Gramedia.
lINK VIDEO VOICE TO TEXT
"Katakanlah: 'Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata...' (Yusuf:108)
Selasa, 29 Desember 2015
Rabu, 16 Desember 2015
Menyoal Pembelajaran Sastra dalam Kurikulum 2013
Menyoal Pembelajaran Sastra dalam Kurikulum 2013
Perubahan
kurikulum merupakan salah satu persoalan yang menghiasi sistem pendidikan di
Indonesia. Persoalan tersebut menjadi pembicaraan para pemerhati pendidikan.
Kurikulum terbaru yang kini marak dibicarakan adalah kurikulum baru 2013. Pikiran
Rakyat (29/11), menyebutkan bahwa
pembelajaran sastra akan memperoleh porsi besar dalam kurikulum baru 2013 lewat
mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut menjadi pemicu bagi guru
untuk lebih memprioritaskan kemampuannya
dalam menggauli sastra, sehingga berpotensi menyampaikan materi dan nilai-nilai sastra dengan menemukan metode dan
model sebagai teknik yang efektif untuk menggairahkan siswa dalam menikmati
sastra sebagai rekreasi batin.
Di sinilah, seorang guru dituntut menjadi busur yang kuat, visioner dan powerful yang dapat memberikan angin segar pada situasi yang memungkinkan siswa dapat
menafsirkan, menilai, menemukan, dan mengkonstruksi apa yang mereka terima sesuai dengan pengalaman
belajar sehingga siswa memiliki kebebasan dalam bercurah pikir, berpendapat,
berprakarsa, dan berinisiatif dalam pembelajaran sastra.
Dalam hal ini bukan hanya kualitas dan kuantitas guru bahasa
Indonesia yang dipersoalkan, rendahnya minat siswa pada sastra itulah yang
sebenarnya menjadi tantangan utama pembelajaran sastra di sekolah, dan kurangnya buku-buku sastra di perpustakaan
serta kualitas buku pelajaran sastra. Bahkan pembelajaran sastra cenderung
dianggap sebagai momok, karena rendahnya minat baca siswa pada buku sastra. Oleh karena itu tugas seorang guru adalah
merangsang minat baca siswa. Karena itu setiap guru harus selalu berupaya agar siswanya
gemar membaca.
Persoalan sekarang, apa saja yang perlu dilakukan oleh seorang guru
agar benar-benar mampu menjadikan pembelajaran sastra sebagai media untuk membangun karakter yang
menjadi semangat kurikulum baru kita nanti. Pertama guru
bahasa Indonesia harus memiliki minat serius dan talenta yang cukup tentang
sastra sehingga mampu menyajikan pembelajaran sastra dengan baik. Misalnya, dalam
pembelajaran puisi guru dituntut mampu memberikan contoh yang memikat dan
sugestif di depan siswanya saat membaca puisi. Dalam
konteks ini, sudah seharusnya guru menjadi the
right man on the right place, manusia yang benar ada ditempat yang benar.
Artinya guru bahasa Indonesia yang ideal adalah guru yang menjadi bidang, bakat
dan spesialisnya.
Sekarang ini, di lapangan banyak ditemukan lembaga pendidikan yang
menempatkan guru tidak pada bidang keahlianya dengan berbagai alasan, misalnya faktor
kekerabatan, yang penting bisa ngajar, faktor
penambahan jam, contoh latar belakang pendidikan bukan guru pelajaran Bahasa Indonesia karena
kekurangan jam, maka penambahanya dengan mengajar pelajaran Bahasa Indonesia, seperti
tidak menemukan guru yang sesuai dengan
keahliannya.
Kedua
guru harus lebih berkonsentrasi dan totalitas dalam
mengaktualisasikan kemampuannya, sehingga mampu menciptakan atmosfer pembelajaran
apresiasi sastra yang kondusif, menarik, variatif, interaktif, dan
menyenangkan. Ketiga perlu upaya serius meningkatkan kapasitas guru. Apalagi
dalam kurikulum baru, peran guru demikian sentral. Misalnya guru
difasilitasi program pelatihan, diklat, dan seminar-seminar atau materi khusus secara mendalam tentang
pembelajaran sastra.
Dalam kurikulum 2013 mendatang pembelajaran sastra diharapkan dapat membantu proses pembentukan karakter
siswa, karena di dalam karya sastra terkandung nilai-nilai positif, nilai-nilai
budaya, sosial, moral, kemanusiaan, hingga agama. Akan tetapi, tentang pendidikan
karakter yang utama adalah keteladanan. Orang tua memberikan contoh perilaku
yang positif kepada anak-anaknya, guru memberi contoh kepada
anak didiknya. Sementara itu, para pemimpin memberikan teladan karakter
yang baik kepada masyarakat
Langganan:
Postingan (Atom)